TUGAS
ANALISA TOKOH
1.
ALASAN PEMILIHAN TEORI
Teori yang digunakan untuk analisa
tokoh saya adalah teori Holistic Dynamic
Theory dari Abraham Maslow untuk menganalisa
tokoh Theodore Permadi Rachmat. Teori hierarki
kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia beranggapan bahwa
kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup
terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi
menjadi hal yang memotivasi. Teori ini saya anggap cocok untuk menjelaskan
kepribadian dari Teddy Rachmat. Pada teori ini menjelaskan bahwa kebutuhan
manusia tersusun atas ; (a) kebutuhan fisiologis ( psyiological needs ), (b)
kebutuhan akan rasa aman (need for self security), (c) Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness), (d) Kebutuhan akan rasa dimiliki dan
memiliki (need for belonging) , (e) Kebutuhan akan harga diri (need for self esteem) . Dimana Teddy Rahmat terlahir dari keluarga yang
berkecukupan sehingga aspek fisiologisnya tercukupi, serta tinggal di
lingkungan yang aman sehingga kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, pada 9
oktober 1971 ia menikah dengan Like Rachmat dan memiliki 3 orang anak sehingga
aspek Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness) pun terpenuhi
dan mendorong aspek aspek yang lain untuk terpenuhi. Ketika kebutuhan mendasar
sudah terpenuhi maka akan mendorong kebutuhan yang lainnya untuk dipenuhi.
2.
PROFIL
Teddy
Rachmat lahir di Majalengka, 15 Desember 1943. Ia lulusan jurusan teknik Mesin,
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Setelah lulus, ia mulai kerja. Namun
kariernya dimulai Astra.
Pada tahun 1968, ia memulai sebagai sales Astra meskipun pamannya William Soeryadjaya adalah CEO Astra International. Ia tetap memulai dari bawah.
Pada tahun 1972, dia dipercaya untuk memulai pekerjaannya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat).
Berkat kerja kerasnya, Rachmat terpilih sebagai president direktur PT. Astra International pada 1984.
Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik pada Oktober 1998. Selain itu bersama Edwin Soeryadjaya, saudara sepupunya, ia turut terlibat membesarkan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan, PT Adaro Energy.
Rachmat memiliki bagian dari Group Astra sekitar 5%, dan ini bukan karena faktor keluarga, tetapi kemampuannya mengembangkan anak bisnis Group Astra International sendiri. Theodore dikenal cukup tegas dalam keluarganya, meskipun anak, keponakan dan menantu terlibat dalam bisnis, mereka tidak langsung bekerja ditempatnya.
Pada 2014, Forbes menempatkan Theodore Permadi Rachmat masuk orang terkaya di Indonesia urutan ke-14 dalam daftar tahunan Forbes dengan capaian nilai harta sebesar 1,85 miliar dollar AS.
KELUARGA
Istri : Like Rani Imanto
Anak : Christian Aryono Rachmat
Arif Patrick Rachmat
Ayu Patricia Rachmat
Pada tahun 1968, ia memulai sebagai sales Astra meskipun pamannya William Soeryadjaya adalah CEO Astra International. Ia tetap memulai dari bawah.
Pada tahun 1972, dia dipercaya untuk memulai pekerjaannya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat).
Berkat kerja kerasnya, Rachmat terpilih sebagai president direktur PT. Astra International pada 1984.
Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Triputra Group yang bergerak di beberapa bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik pada Oktober 1998. Selain itu bersama Edwin Soeryadjaya, saudara sepupunya, ia turut terlibat membesarkan perusahaan tambang batu bara di Kalimantan, PT Adaro Energy.
Rachmat memiliki bagian dari Group Astra sekitar 5%, dan ini bukan karena faktor keluarga, tetapi kemampuannya mengembangkan anak bisnis Group Astra International sendiri. Theodore dikenal cukup tegas dalam keluarganya, meskipun anak, keponakan dan menantu terlibat dalam bisnis, mereka tidak langsung bekerja ditempatnya.
Pada 2014, Forbes menempatkan Theodore Permadi Rachmat masuk orang terkaya di Indonesia urutan ke-14 dalam daftar tahunan Forbes dengan capaian nilai harta sebesar 1,85 miliar dollar AS.
KELUARGA
Istri : Like Rani Imanto
Anak : Christian Aryono Rachmat
Arif Patrick Rachmat
Ayu Patricia Rachmat
PENDIDIKAN
S1, Jurusan Mesin, Fakultas teknik, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung
S1, Jurusan Mesin, Fakultas teknik, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung
KARIER
Salesman Group Astra, 1968
Presiden Direktur PT Astra International, 1984-1998
Komisaris Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk
Komisaris Utama PT Unilever Indonesia Tbk
Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk
Komisaris Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
Pendiri Tri Putra Group, 1998
Salesman Group Astra, 1968
Presiden Direktur PT Astra International, 1984-1998
Komisaris Utama PT Surya Semesta Internusa Tbk
Komisaris Utama PT Unilever Indonesia Tbk
Komisaris Utama PT Multi Bintang Indonesia Tbk
Komisaris Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
Pendiri Tri Putra Group, 1998
PENGHARGAAN
·
Satyalencana Kebaktian Sosial-Presiden RI 1995Bhakti Koperasi dan Pengusaha Kecil Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil 1997
Sekarang,
Theodore tidak hanya pebisnis sukses, tapi juga seorang filantropis dan seorang
yang mendedikasikan dirinya untuk meningkatkan pendidikan dan semangat
kewirausahaan. Dia membangun Yayasan Indonesia Belajar Mandiri yang memberikan
beasiswa kepada siswa-siswa tidak mampu, dan Yayasan Dharma Bhakti Parasahabat
yang memberikan keuangan mikro bagi para ibu rumah tangga sehingga mereka juga
bisa memberikan lagi kepada keluarga mereka. Mimpi akhirnya adalah memberantas
kemiskinan dan buta huruf dengan memberikan dukungan berupa kesempatan kerja,
beasiswa, dan kredit mikro bagi para pemilik usaha kecil.
3.
RINGKASAN TEORI
Abraham Maslow adalah
tokoh psikologi humanistik yang amat terkenal dengan bukunya mazhab ke tiga
yang banyak mengupas tentang manusia. Maslow termasuk psikolog profesional yang
banyak berorientasi pada aliran behavioris meskipun tidak bisa meninggalkan
aliran Freud dan Gestalt. Dalam melihat tingkah laku manusia, banyak membahas
tentang berbagai hal yang terkait dengan kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
tersebut tidak hanya sebagai kebutuhan material, motive) namun juga bersifat
spiritual. Kebutuhan manusia dimotivasi oleh dua dorongan yakni motif
kemunduran (deficiency motivation) dan motif perkembangan (growth
motivation). Orang yang tidak memiliki kesehatan mental yang baik akan
mudah terpuaskan kebutuhan dasarnya tersebut, dan orang yang memiliki penyakit
mental akan sulit untuk puas terhadap kebutuhan dasar, bahkan akan merasa
kurang terus menerus.
Prinsip dari pemenuhan
kebutuhan adalah mencapai homoestatis yakni keseimbangan. Ada dua daerah kutub
atas dan kutub bawah. Daerah kutub atas dinamakan Being Needs dan daerah kutub
bawah Defisit Needs. Daerah kutub atas merupakan titik puncak tercapainya
self aatualization sedang yang Difisit needs merupakan kebutuhan yang mendasar
(physiological needs, safety needs, belonging needs dan esteem needs). Sedang B
needs merupakan motivasi pertumbuhan (kebutuhan untuk ada).
Kebutuhan manusia tersusun sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisologis (faali/ physiological needs),
Adalah kebutuhan terkait dengan kelangsungan hidup manusia, kebutuhan yang pemuasannya tidak mungkin ditunda. Kebutuhan dasar biologis ini antara lain adalah makan, minum, istirahat, bernafas, keseimbangan temperatur, seks dan stimulasi sensorik. Kebutuhan ini akan mendesak dalam pemuasannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Manusia tidak beralih kepada kebuthan lain sebelum kebutuhan ini terpenuhi. Misalnya seseorang yang lapar, ia bisa melakukan kegiatan apapun untuk memenuhi dorongan perutnya bahkan mungkin perbuatan yang tidak normative. Orang yang tidak sehat mentalnya pemenuha kebutuhan ini tidak pernah merasakan kepuasan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (need for self security).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar kedua, yang muncul ketika kebutuhan fisiologis terpuaskan. Adapaun yang termasuk kebutuhan ini adalah: keamanan, perlindungan, ketergantungan, bebas dari rasa takut, cemas dan kekalutan, terganggu kebutuhan rasa amannya maka yang muncul adalah sikap ekspresive atau dengan menarik diri karena merasa takut dan terancam keselamatannya. Hal ini tidak akan terjadi pada orang dewasa, kecuali orang yang terganggu (neurosis). Kebutuhan yang harmonis adalah harapan anak untuk mendapatkan keamanan, sehingga suasana menakutkan, seperti perpisahan, perceraian, tekanan fisik, kemarahan adalah hal yang menakutkan.
3. Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness).
Dorongan ini merupakan kebutuhan yang lebih meningkat lagi dari kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terkait dengan keinginannya untuk berelasi dengan orang lain secara efektif atau interaksi secara emosional, baik individu yang ada pada lingkungan keluarga maupun individu lain diluarnya (masyarakat). Seorang individu akan terasing dan merasa kesepian jika diasingkan oleh kelompoknya. Perasaan cinta berorientasi pada kasih sayang bukan seksualitas seperti psikoanalisis. Cinta adalah kebutuhan pokok bagi perumbuhan dan perkembangan manusia. Jika terhambat atau tidak terpenuhi dapat menimbulkan salah penyesuaian. Perasaan saling percaya adalah hubungan sehat, penuh kasih sayang adalah bagian cinta yang sesungguhnya, yakni cinta yang memberi dan menerima.
4. Kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki (need for belonging)
Hubungan kasih sayang untuk saling memiliki merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu. Cinta bukan berorientasi seks, melainkan lebih mengarah pada rasa saying untuk saling memiliki secara psikologis. Tanpa cinat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat. Kekurangan cinta pada masa pertumbuhan awal dapat menyebabkan kesulitan anak untuk melakukan penyesuaian diri. Kebutuhan akan cinta adalah cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Adat kebudayaan seringkali membuat kita menghindari kemesraan, jelainan persahabatn hanya bersifat dangkal, meremehkan dan tidak menghargai orang lain. Jika cinta tidak dimunculkan dalam melakukan interaksi dengan sesama manusia maka yang muncul adalah gelombang permusuhan dan kebencian.
5. Kebutuhan akan harga diri (need for self esteem)
Penghargaan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu untuk dapat dipenuhi. Individu yang terpenuhi kebutuhan akan penghargaan akan muncul perasaan positif terhadap dirinya sehingga akan terhindar dari gangguan patologis. Lingkungan sosial serta budaya yang memberikan penghargaan positif pada seseorang dapat menimbulkan perasaan dimiliki sehingga akan muncul perasaan memiliki lingkungan. Buadaya yang menolak dan tidak memiliki individu maka juga akan ditolak oleh individu sendiri.
Kebutuhan ini berasal dari dua hal, pertama (berasal dari diri sendiri), keinginan atau kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan, kemampuan dan kepercayaan diri. Kedua (berasal dari lorang lain), yakni: nama baik, gengsi, status, ketenaran, prestise dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, martabat atau apresiasi. Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta lebih produltif, sementara orang yang tidak memiliki harga diri aka n diliputi rasa tidak berdaya yang berakibat pada keputusasaan dan perilaku neurotik. Harga diri yang stabil dan sehat tumbuh dan berkembang dalam penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena nama harum, kemasyhuran serta sanjungan yang kosong. (Maslow) Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat:
1. Ketidakhadirannya menimbulkan penyakit
2. Kehadirannya mencegah penyakit
3. Pemulihannya menumbuhkan penyakit
4. Dalam keadaan kekurang lebih diuatamakan
5. Bagi orang yang sakit kebutuhan tersebut menjadi lemah
Meskipun seseorang telah terpenuhi semua kebutuhan, banyak yang tidak merasa terpuaskan, sehingga muncul kegelisahan, perasaan ini muncul karena kualitas potensi yang ada pada dirinya belum teraktualisasi. Dorongan aktualisasi diri muncul dari dalam dirinya, tidak terpengaruh oleh factor luar dirinya. Dorongan aktualisasi diri memiliki hambatan, baik internal maupun eksternal.
Hambatan internal berasal dari diri sendiri, antara lain ketidaktahuan akan potensinya, keraguan, perasaan takut untuk mengungkapkan potensinya. Hambatan eksternal berasal dari budaya masyarakat yang kurang mendukung. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya. Aktualisasi diri didorong oleh kebutuhan yang bernilai tinggi atau metamotivation (Being Values). Kebutuhan manusia didorong oleh dua motivasi, yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan (growth motivation). Dalam basic needs, kebutuhan tersebut bersifat kerarkhis, namun dalam kebutuhan pertumbuhan tidaklah demikian. Individu yang terhambat dalam metamotivation akan mengalami gangguan metapathology. Dua arah pilihan hidup manusia, yakni maju atau mundur (Progessive choice dan regressive choice).
Motive pertumbuhan mengarah pada progressive choice dan sebaliknya motive kemunduran mengarah pada regressive choice. Adapun karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri adalah: mampu melihat realita secara efisien, penerimaan terhadap diri sendiri, orang lain dan kodrat, spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran, terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian, otonom, kesegaran dan aspirasi yang berkelanjutan, pengalaman puncak, kesadaran social, hubungan interpersonal, struktur watak demokratis, membedakan antara cara dengan tujuan, memiliki rasa humor yang filosofis dan tidak meimbulkan permusuhan, kreatifitas, memiliki daya tahan terhadap kebudayaan.
Kebutuhan manusia tersusun sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisologis (faali/ physiological needs),
Adalah kebutuhan terkait dengan kelangsungan hidup manusia, kebutuhan yang pemuasannya tidak mungkin ditunda. Kebutuhan dasar biologis ini antara lain adalah makan, minum, istirahat, bernafas, keseimbangan temperatur, seks dan stimulasi sensorik. Kebutuhan ini akan mendesak dalam pemuasannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Manusia tidak beralih kepada kebuthan lain sebelum kebutuhan ini terpenuhi. Misalnya seseorang yang lapar, ia bisa melakukan kegiatan apapun untuk memenuhi dorongan perutnya bahkan mungkin perbuatan yang tidak normative. Orang yang tidak sehat mentalnya pemenuha kebutuhan ini tidak pernah merasakan kepuasan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (need for self security).
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar kedua, yang muncul ketika kebutuhan fisiologis terpuaskan. Adapaun yang termasuk kebutuhan ini adalah: keamanan, perlindungan, ketergantungan, bebas dari rasa takut, cemas dan kekalutan, terganggu kebutuhan rasa amannya maka yang muncul adalah sikap ekspresive atau dengan menarik diri karena merasa takut dan terancam keselamatannya. Hal ini tidak akan terjadi pada orang dewasa, kecuali orang yang terganggu (neurosis). Kebutuhan yang harmonis adalah harapan anak untuk mendapatkan keamanan, sehingga suasana menakutkan, seperti perpisahan, perceraian, tekanan fisik, kemarahan adalah hal yang menakutkan.
3. Kebutuhan akan rasa cinta (need for love and belongingness).
Dorongan ini merupakan kebutuhan yang lebih meningkat lagi dari kebutuhan sebelumnya. Kebutuhan ini terkait dengan keinginannya untuk berelasi dengan orang lain secara efektif atau interaksi secara emosional, baik individu yang ada pada lingkungan keluarga maupun individu lain diluarnya (masyarakat). Seorang individu akan terasing dan merasa kesepian jika diasingkan oleh kelompoknya. Perasaan cinta berorientasi pada kasih sayang bukan seksualitas seperti psikoanalisis. Cinta adalah kebutuhan pokok bagi perumbuhan dan perkembangan manusia. Jika terhambat atau tidak terpenuhi dapat menimbulkan salah penyesuaian. Perasaan saling percaya adalah hubungan sehat, penuh kasih sayang adalah bagian cinta yang sesungguhnya, yakni cinta yang memberi dan menerima.
4. Kebutuhan akan rasa dimiliki dan memiliki (need for belonging)
Hubungan kasih sayang untuk saling memiliki merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu. Cinta bukan berorientasi seks, melainkan lebih mengarah pada rasa saying untuk saling memiliki secara psikologis. Tanpa cinat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan orang akan terhambat. Kekurangan cinta pada masa pertumbuhan awal dapat menyebabkan kesulitan anak untuk melakukan penyesuaian diri. Kebutuhan akan cinta adalah cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Adat kebudayaan seringkali membuat kita menghindari kemesraan, jelainan persahabatn hanya bersifat dangkal, meremehkan dan tidak menghargai orang lain. Jika cinta tidak dimunculkan dalam melakukan interaksi dengan sesama manusia maka yang muncul adalah gelombang permusuhan dan kebencian.
5. Kebutuhan akan harga diri (need for self esteem)
Penghargaan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu untuk dapat dipenuhi. Individu yang terpenuhi kebutuhan akan penghargaan akan muncul perasaan positif terhadap dirinya sehingga akan terhindar dari gangguan patologis. Lingkungan sosial serta budaya yang memberikan penghargaan positif pada seseorang dapat menimbulkan perasaan dimiliki sehingga akan muncul perasaan memiliki lingkungan. Buadaya yang menolak dan tidak memiliki individu maka juga akan ditolak oleh individu sendiri.
Kebutuhan ini berasal dari dua hal, pertama (berasal dari diri sendiri), keinginan atau kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan, kemampuan dan kepercayaan diri. Kedua (berasal dari lorang lain), yakni: nama baik, gengsi, status, ketenaran, prestise dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, martabat atau apresiasi. Seseorang yang memiliki harga diri yang cukup akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta lebih produltif, sementara orang yang tidak memiliki harga diri aka n diliputi rasa tidak berdaya yang berakibat pada keputusasaan dan perilaku neurotik. Harga diri yang stabil dan sehat tumbuh dan berkembang dalam penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena nama harum, kemasyhuran serta sanjungan yang kosong. (Maslow) Suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat:
1. Ketidakhadirannya menimbulkan penyakit
2. Kehadirannya mencegah penyakit
3. Pemulihannya menumbuhkan penyakit
4. Dalam keadaan kekurang lebih diuatamakan
5. Bagi orang yang sakit kebutuhan tersebut menjadi lemah
Meskipun seseorang telah terpenuhi semua kebutuhan, banyak yang tidak merasa terpuaskan, sehingga muncul kegelisahan, perasaan ini muncul karena kualitas potensi yang ada pada dirinya belum teraktualisasi. Dorongan aktualisasi diri muncul dari dalam dirinya, tidak terpengaruh oleh factor luar dirinya. Dorongan aktualisasi diri memiliki hambatan, baik internal maupun eksternal.
Hambatan internal berasal dari diri sendiri, antara lain ketidaktahuan akan potensinya, keraguan, perasaan takut untuk mengungkapkan potensinya. Hambatan eksternal berasal dari budaya masyarakat yang kurang mendukung. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya. Aktualisasi diri didorong oleh kebutuhan yang bernilai tinggi atau metamotivation (Being Values). Kebutuhan manusia didorong oleh dua motivasi, yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan (growth motivation). Dalam basic needs, kebutuhan tersebut bersifat kerarkhis, namun dalam kebutuhan pertumbuhan tidaklah demikian. Individu yang terhambat dalam metamotivation akan mengalami gangguan metapathology. Dua arah pilihan hidup manusia, yakni maju atau mundur (Progessive choice dan regressive choice).
Motive pertumbuhan mengarah pada progressive choice dan sebaliknya motive kemunduran mengarah pada regressive choice. Adapun karakteristik orang yang mengaktualisasikan diri adalah: mampu melihat realita secara efisien, penerimaan terhadap diri sendiri, orang lain dan kodrat, spontanitas, kesederhanaan dan kewajaran, terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian, otonom, kesegaran dan aspirasi yang berkelanjutan, pengalaman puncak, kesadaran social, hubungan interpersonal, struktur watak demokratis, membedakan antara cara dengan tujuan, memiliki rasa humor yang filosofis dan tidak meimbulkan permusuhan, kreatifitas, memiliki daya tahan terhadap kebudayaan.
4. ANALISA KEPRIBADIAAN
Teddy Rachmat lahir di
Majalengka, 15 Desember 1943, memiliki tiga bersaudara dan terlahir dari
keluarga yang berkecukupan. Sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
dengan baik, dibesarkan dilingkungan yang baik dengan keluarga yang sangat
penuh cinta dan kasih , didik dengan disiplin oleh kedua orang tuanya. Teddy
Rachmat adalah keponakan dari William Soeryadjaya adalah CEO Astra
International, ia merupakan Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Setelah
lulus, ia mulai kerja. Pada tahun 1968, ia memulai sebagai sales Astra.
Jika dilihat dinamika
kepribadiaan menurut teori Abraham Maslow Kebutuhan manusia tersusun sebagai
berikut:
1. Kebutuhan fisologis (faali/
physiological needs),
2. Kebutuhan akan rasa aman (need for self
security),
3. Kebutuhan akan rasa cinta (need for
love and belongingness),
4. Kebutuhan akan rasa dimiliki dan
memiliki (need for belonging),
Teddy Rachmat yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan memulai karier sebagai selles astara ini dapat memenuhi kebutuhan fisiolisnya dengan baik. Ketika aspek fisiologis sudah dapat terpenuhi maka munculah kebutuhan lainnya yang harus di penuhi yaitu kebutuhan rasa aman dan rasa cinta. Ia tinggal di lingkungan dengan keluarga yang baik, dan dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih oleh kedua orang tuanya, ia juga dapat menempuh pendidikan dengan baik hingga jenjang perguruaan tinggi , serta pada tahun 1971 ia menikah dengan Like Rani Imanto dan memiliki 3 orang anak, maka menurut teori Abraham Maslow Teddy Rachmat sudah memenuhi 4 kebutuhan dasar dengan baik dan ini yang mendorong untuk pemenuhan aktualisasi diri atau kebutuhan akan harga diri (need for self esteem). Walaupun ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan memiliki hubungan dan relasi / koneksi yang baik dalam lingkungan kerja. Ia mengawali bisnisnya dari awal yaitu sebagai selles Astra usia 25 tahun. Setelah berkarier 16 tahun, ia diangkat pada usia 45 tahun menjadi CEO Astra. Pada tahun 1972, dia dipercaya untuk memulai pekerjaannya mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat).Sukses di Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri PT Triputra Group pada 55 tahun. Menurut Holistic Dynamic Theory kebutuhan akan harga diri terpenuhi dengan adanya pencapaian serta penghargaan atas prestasi – prestasi dari usahanya yang telah di raih. Berkat usahanya yang jatuh bangun Teddy Rachmat dapat meraih banyak penghargaan dan ia sekarang adalah salah Theodore Permadi Rachmat masuk orang terkaya di Indonesia urutan ke-14 dalam daftar tahunan Forbes dengan capaian nilai harta sebesar 1,85 miliar dollar AS (Forbes,2014).
5. KRITIK DAN SARAN
Pada analisa tokoh ini saya masih belum bisa menggambarkan secara lebih
mendetail tentang tokoh. Serta penggunaan teori maslow pada analisa
kepribadiaan ini saya tidak dapat menggambarkan hubungan spritualitas atau
keyakinan yang mempengaruhi motivasi tokoh untuk mencapai kesuskesan atau
tahapan aktualisasi diri. kritikan untuk teori ini bahwa pada kenyataanya pemenuhan kebutuhan terjadi tidak secara hirarki.Mohon saran
dan kritik untuk analisa yang saya buat sehingga untuk kedepannya saya bisa
memperbaikinya. Semoga analisa tokoh ini dapat memberikan manfaat untuk
pembaca.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow
https://id.wikipedia.org/wiki/Theodore_Permadi_Rachmat
Komentar
Posting Komentar