METODE OBSERVASI DAN WAWANCARA KLINIS DAN SOSIAL


MAKALAH 
METODE OBSERVASI DAN WAWANCARA KLINIS DAN SOSIAL

KELOMPOK 2

            NYEMAS RUBI SABARIYAH          NIM 46115110008
            RIKA AGUSTINA                            NIM 46115110021
            DIAH KARTIKA ESTHIANA            NIM 46115110010
            NURUL ROHMAH                           NIM 46115110055
            DETI NURHASANAH                      NIM 46115110030




KATA PENGANTAR



           Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat melaksanakan observasi dan kunjungan ke panti asuhan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu pengurus panti yatim dan dhuafa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera yang telah memberi ijin dan informasi yang kami butuhkan untuk penulisan laporan ini,dan semua pihak yang membantu dalam penyelesaian laporan ini.Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Maria Ulfa selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Observasi dan Wawancara Klinis dan Sosial yang telah membimbing kami dalam pembuatan laporan ini.


           Jakarta,1 April 2017

                                                 Penulis
                                                                        



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
           
     Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, yang perlu kita didik dan kembangkan. Diantara mereka memiliki kondisi yang berbeda-beda, ada yang hidup berkecukupan dengan orang tua yang lengkap, tapi ada pula yang kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya.Lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan remaja yang dalam masa pencarian jati diri,labil secara emosi.Kami memilih tema konsep diri pada anak remaja yang hidup di panti adalah karena ingin meneliti sejauh apa dampak konsep diri pada anak remaja yang hidup di panti.
     Panti yang kami akan observasi adalah Pondok Panti Yatim Dhuafa di bawah Yayasan Amal Sholeh Sejahtera yang dipimpin oleh Bapak Hadi Wikandar yang berlokasi di Jl. Kembang Kerep No. 7 Kembangan ,Jakarta Barat.
Panti ini dihuni oleh 15 anak yatim dan dhuafa putera yang terdiri atas: 3 anak usia SD, 9 SMP dan 3 SMA. Bangunan panti sudah milik sendiri,lantai satu bagian depan merupakan kantor dan bagian belakang ruangan pendukung seperti dapur ruang belajar dan kamar mandi,sementara kamar penghuni asrama berada di lantai dua.Semua santri (sistem asrama panti lebih ke sistem pesantren)wajib mengikuti peraturan dan tata tertib panti,apabila ada yang melanggar dikenakan sanksi yang sudah ditetapkan pengurus.
Dalam observasi ini kami mengamati kondisi panti,kondisi anak-anak panti,pengurus dan perilaku anak-anak panti.



1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui keadaan anak-anak yatim dan dhuafa di masyarakat.
2.      Memahami lebih mendalam kehidupan anak yatim dan dhuafa dilihat  dari segi konsep diri pada remaja di suatu badan yang dikelola masyarakat (panti yatim dan dhuafa).
3.      Mengetahui pola pembinaan anak yatim di panti yatim dan dhuafa.
4.      Melaksanakan salah satu tugas dalam mata kuliah Metode Observasi dan Wawancara Klinis dan Sosial


1.3. Manfaat Observasi 
      Sekiranya banyak hal yang dapat kita petik dari observasi yang kita lakukan dan begitu besar manfaat baik bagi anak yatim dan dhuafa itu sendiri terutama bagi kita semua, yaitu
Pertama, kita belajar bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar kita.
Kedua, untuk lebih mengetahui bagaimana keadaan anak yatim dan dhuafa di sekeliling kita, yang hidup di sebuah yayasan panti asuhan yang masih minim kasih sayang dari pihak keluarganya.
Ketiga, mendapatkan gambaran umum  tentang konsep diri pada remaja di dalam komunitas panti dan dhuafa..

BAB II

KERANGKA TEORITIS


2.1 Definisi Konsep Diri

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
Dalam hal pengertian konsep diri yang masih sangat banyak dan akan dikemukakan beberapa pendapat dari pakar atau beberapa ahli dalam ilmu psikologi, adalah sebagai berikut:
·         Menurut pendapat Calhoun dan Accocela (1990) pengertian konsep diri adalah cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi.
·         Menurut pendapat Stuart dan Sundeen ( dalam Dacey dan Kenny, 1997) pengertian konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi orang lain dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

2.2 Tahapan Pembentukan Konsep Diri Berdasarkan Usia
1.    Bayi
Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu merupakan dasar yang sangat penting dalam pembentukan citra tubuh.

2.    Anak Usia Bermain
Anak- anak beralih dari ketergantungan total kepada rasa kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain. Mereka mencapai keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar. Anak usia bermain belajar untuk mengkoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka belajar mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet training, berbicara dan sosialisasi.

3.    Usia Prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali jenis kelamin, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan sensitif terhadap umpan balik keluarga. Anak- anak belajar menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota keluarga menjadi penghargaan diri. Keluarga sangat penting untuk pembentukan konsep diri anak, dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri di mana orang tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk mengatasinya.

4.    Anak Usa Sekolah
Pada masa ini seorang anak menggabungkan umoan baik dari teman sebaya dan guru. Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan keterampilan motorik, sosial dan intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual menguat, rentan perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep diri melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri dan citra tubuh dapat berubah pada saat ini karena anak membawa pergolakan fisik, emosional terus berubah secara fisik, mental dan sosial.

5.    Masa Remaja
Masa remaja dan sosial. Maturasi seksual, perasaan, dan nilai baru harus diintegrasikan ke dalam diri. Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan citra tubuh. Perkembangan konsep diri dan citra tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas. Pengamanan dini mempunyai efek penting. Pengalaman yang positif pada masa kanak- kanak memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka. Pengalaman negatif sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk. Mereka mengumpulkan berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapkan rasa identitas.

6.    Masa Dewasa Muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan perilaku terus terjadi sepanjang hidup. Dewasa muda adalah periode untuk memilih. Periode untuk menetapkan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan, dan mulai melakukan hubungan erat. Dalam masa ini konsep diri dan citra tubuh menjadi relatif stabil. Konsep diri dan citra tubuh adalah kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk penampilan normal dan perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial. Konsep diri secara konstan terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan tentang diri.

7.    Usia Dewasa Tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti penumpukan lemak, kebotakan, rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi hormonal dan penurunan dalam aktivitas sering memengaruhi citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu konsep diri. Usia tengah sering merupakan waktu untuk mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri dalam peran dan nilai hidup. Seseorang yang berada pada usia dewasa tengah  yang menerima usia mereka dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa- masa muda menunjukkan konsep diri yang sehat.

8.    Lansia
Perubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap struktur dan fungsi. Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot. Konsep diri selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia adalah waktu di mana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali keberhasilan dan kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari makna tentang diri mereka dan dunia membentuk generasi yang lebih muda dalam cara yang positif.

2.3 Komponen Konsep Diri
Terdapat lima komponen konsep diri, yaitu gambaran diri (Body Image), ideal diri (Self Ideal), harga diri (Self Esteem), peran diri (Self Role) dan identitas diri (Self Identity).
·         Gambar diri adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik disadari maupun tidak disadari. Meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh,serta persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk tubuh. Hal- hal penting yang terkait gambaran diri sebagai berikut:
a.    Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.
b.    Bentuk tubuh, TB dan BB serta tanda- tanda pertumbuhan kelamin sekunder (mamae, menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu), menjadi gambaran diri.
c.    Cara individu memandang diri berdampak penting terhadap aspek psikologis.
d.    Gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan meningkatkan harga diri.
e.    Individu yang stabil, realistik, dan konsisten terhadap gambaran dirinya dapat mendorong suskses dalam kehidupan.

·         Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilakunya, disesuaikan dengan standar pribadi yang terkait dengan cita- cita, harapan dan keinginan, tipe orang yang di idam- idamkan, dan nilai yang ingin dicapai. Hal- hal yang terkait dengan ideal diri:
a.    Perembangan awal terjadi pada masa kanak- kanak.
b.    Terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap orang tua, guru dan teman.

Faktor- faktor yang memengaruhi ideal diri:
Ø  Menetapkan ideal diri sebatas kemampuan.
Ø  Faktor culture dibandingkan dengan standar orang lain.
Ø  Hasrat melebihi orang lain.
Ø  Hasrat untuk berhasil.
Ø  Hasrat memenuhi kebutuhan realistik.
Ø  Hasrat menghindari kegagalan.
Ø  Adanya perasaan cemas dan rendah diri.

c.    Dipengaruhi oleh orang- orang yang dipandang penting dalam memberi tuntunan dan harapan.
d.    Mewujudkan cita- cita dan harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial.

·         Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga diri dapat diperoleh melalui orang lain dan diri sendiri. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan mendapat penghargaan dari orang lain. Harga diri rendah apabila:
a.    Kehilangan kasih sayang atau cinta kasih dari orang lain.
b.    Kehilangan penghargaan dari orang lain.
c.    Hubungan interpersonal yang buruk.

Individu akan merasa berhasil atau hidupnya bermakna apabila diterima dan di akui orang lain atau merasa mampu menghadapi kehidupan dan mampu mengontrol dirinya. Individu yang sering berhasil mencapai cita- cita akan menunmbuhkan perasaan harga diri yang tinggi atau sebaliknya. Akan tetapi, pada umunya individu memiliki tendensi negatif terhadap orang lain, walaupun isi hatinya mengakui keunggulan orang lain.

·         Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Setiap individu disibukkan oleh berbagai macam peran yang terkait dengan posisinya pada setiap saat, selama ia masi hidup, misalnya peran sebagai anak, istri, suami, ayah, mahasiswa, perawat, dokter, bidan, dosen, dan ketua Rt/Rw.

Beberapa cara meningkatkan harga diri anak:
Ø  Beri kesempatan untuk berhasil.
Ø  Beri pengakuan dan pujian.
Ø  Jangan memberi tugas yang tidak dapat diselesaikan.
Ø  Tanamkan gagasan yang dapat memotivasi kreativitas anak untuk berkembang.
Ø  Dorong aspirasi atau cita- citanya.
Ø  Tanggapi pertanyaan dan pendapat anak dengan memberi penjelasan yang sesuai.
Ø  Berikan dukungan untuk aspirasi yang positif, sehingga anak memandang dirinya diterima dan bermakna.
Ø  Bantu pembentukan koping (peniruan).

Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan individu, sedang diduduki oleh individu lain, misalnya: ada individu ingin menjadi ketua BEM (badan eksekutif mahasiswa), namun belum ada pergantian ketua BEM yang lama. Peran yang tidak jelas, terjadi apabila individu diberikan peran yang kabur, sesuai perilaku yang diharapkan. Misalnya, individu ditetapkan sebagai ketua panitia, tetapi tida disertai uraian tugas apa yang ia harus lakukan atau kerjakan.
Peran yang tidak sesuai, terjadi apabila individu dalam proses peralihan mengubah nilai dan sikap. Misalnya, seseorang yang masuk anggota organisasi profesi keperawatan, terdapat konflik anatar sikap dan nilai individu dengan profesi. Peran berlebih, terjadi ketika seorang individu memiliki banyak peran dalam kehidupannya. Misalnya, sebagai istri, sebagai perawat, sebagai mahasiswa, sebagai ketua PKK, dan sebagai ibu dari anak- anaknya.

Hal- hal penting terakit dengan peran
a.    Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.
b.    Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai ideal diri, menghasilkan harga diri yang tinggi atau sebaliknya.
c.    Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stresor terhadap peran.
d.    Stres peran timbul karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.
e.    Stres peran, terdiri dari: konflik peran, peran tidak jelas, peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak.

·         Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh.
Hal- hal penting yang terkait dengan identitas diri, yaitu:
a.    Berkembang sejak masa kanak- kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.
b.    Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya.
c.    Identitas jenias kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi.
d.    Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki- laki dan perempuan serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perlakuan masyarakat.
e.    Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri, kemampuan, dan penguasaan diri.
f.     Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

Ciri identitas diri:
Ø  Memahami diri sendiri sebagai organisme yang utuh, berbeda dan terpisah dari orang lain.
Ø  Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
Ø  Mengakui jenis kelamin sendiri.
Ø  Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Ø  Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keserasian dan keselarasan.
Ø  Mempunyai tujuan hidup yang bernilai dan dapat direalisasikan.


BAB III
 OBSERVASI DAN WAWANCARA

3.1 OBSERVASI

     Observasi kami lakukan pada tanggal 28 Maret 2017 . Kami berangkat pukul 10.30 WIB  ke lokasi Panti Yatim dan Dhuafa Yayasan Amal Sholeh Sejahtera di Jl. Kembang Kerep Kecamatan Kembangan Jakarta Barat dengan menggunakan 3 sepeda motor.Lokasi tidak begitu jauh dari kampus Universitas Mercu Buana Meruya.Observasi kami lakukan dengan mengamati perilaku ,kondisi panti dan mengajak anak-anak panti ngobrol dan bercengkrama melakukan tanya jawab hal-hal seputar kegiatan panti dan sekolah mereka. Sebelumnya kami telah melakukan wawancara dengan salah satu pengurus panti,dan kami mendapatkan cukup data-data tentang kondisi panti dan kondisi anak-anak penghuni panti.

 3.2 WAWANCARA

       Wawancara kami lakukan setelah sebelumnya melakukan observasi,melalui wawancara dengan salah satu pengurus panti dan hasil ngobrol dengan anak-anak maka panti, akhirnya kami putuskan untuk mewawancarai tiga (3) anak panti yang menjadi responden kami. Berikut hasil wawancara dengan pengurus panti,responden satu,dua dan tiga.

Wawancara dengan pengurus panti:
Nama       :Ibu Irma
Posisi     : Pengurus bagian Administrasi di Panti Asuhan Pondok Yatim   dan Dhuafa
Panti Yatim dan Dhuafa dirikan   : 24 Agustus 2006

W : Sejak kapan pondok yatim dan dhuafa ini berdiri ?
P  : Pondok yatim dan dhuafa ini berdiri diketuai bapak Hadi Wikandar. Bapak Hadi Wikandar dan rekan ,awalnya pada tahun 2006 mereka mengadakan kegiatan bakti sosial ketika terjadi banjir bandang besar di daerah Jakarta Barat . Ketika sedang melakukan kegiatan bakti sosial ,bapak Hadi dan rekan melihat pada saat itu masih banyak anak – anak yang putus sekolah dan anak yatim piatu yang tidak bersekolah maka muncullah ide untuk mendirikan pondok yatim dan dhuafa dengan tujuan membantu masyarakat khususnya anak-anak yatim piatu dan dhuafa dalam hal pendidikan sehingga mereka dapat melanjutkan sekolah lagi. Awal berdirinya pondok yatim dan dhuafa ini mengontrak sebuah rumah di daerah Srengseng.Saat itu belum ada anak-anak dan masih lebih membantu anak yang diluar hingga akhirnya menetap di Kembang Kerep ini dan tempat sudah milik sendiri, dan mulai ada beberapa anak yang menetap di Asrama Panti.
W  : Dari manakah sumber dana bagi pengelolaan panti di dapat ?
P   : Awalnya bapak Hadi Wikandar dan rekan mendanai sendiri kebutuhan pengelolaan panti, kemudian bapak Hadi juga mengajukan beberapa proposal pada lembaga seperti masjid, dinas sosial, lembaga basis amal dan dinas daerah seperti Walikota bagi kelangsungan pengelolaan panti asuhan. Alhamdulillah berjalannya waktu pendanaan pengelolaan panti mulai mendapatkan donatur. Dan hingga saat ini pemenuhan kebutuhan pengelolaan panti mutlak disokong dari para donator. Para donator mengetahui yayasan ini melalui brosur yang kami sebarkan dan penggalangan dana serta melalui situs yang kami buat
W  : Bagaimana respon masyarakat dan pemerintah daerah terhadap keberadaan panti yatim dan dhuafa ini ?
P   : Respon masyarakat dan pemerintah daerah salah satunya Walikota Jakarta Barat sangat baik, bahkan Camat Kembangan mengadakan bakti sosial dipanti ini dengan komunitas motornya.Pemerintah sangat mendukung berjalannya yayasan ini dengan sangat baik karena yayasan ini legal serta sudah memiliki kelengkapan surat pendirian dan data anak yang tinggal di asrama ini juga lengkap.
W  :  ada berapa orang anak yang menetap dipondok yatim dan dhuafa disini?
P    : Pondok yatim dan dhuafa memiliki 8 cabang , putra dan putri dipisah. Yang tinggal di panti Kembang Kerep ini laki-laki dengan jumlah 15 orang, meliputi : 3 SD, 9 SMP, dan 3 SMA. Mereka bukan hanya berasal dari anak yatim piatu saja tetapi juga anak dhuafa yang masih memiliki orang tua yang menetap dipanti. Di panti ini mereka di biayai sekolah dan kebutuhan hidupnya. Saat ini anak yang menetap disini mereka bersekolah di sekolah swasta terdekat namun sebelumnya ada yang bersekolah dinegeri namun saat ini sudah kuliah. Panti ini tidak hanya memfokuskan pada pendidikan sekolah saja namun juga memberikaan kesempatan anak-anak untuk mengikuti kursus keterampilan dengan harapan saat mereka sudah besar mereka dapat hidup mandiri dengan skill yang mereka punya.
W  : Bagaimanakah sistematika bagi anak-anak panti disini ?
P   :Anak-anak yang masuk dipanti didapat dari survey anak-anak yang dari keluarga tidak mampu dengan disertai surat-surat yang lengkap, dapat juga anak-anak yang masuk disini dari rekomendasi keluarga yang juga kami lihat apakah sesuai dengan persyaratan serta kelengkapan datanya.
W  : Apakah jumlah anak yang sudah dipanti ini sudah maksimal atau masih bisa ditambah ?
P  :Panti yang ada di Kembang Kerep ini selain difungsikan sebagai asrama juga merupakan kantor, saat ini kami memiliki tiga kamar yang difungsikan sebagai asrama bagi anak. Dan itu sudah cukup dengan jumlah anak yang menetap dipanti ini.
W  :Rencana pengembangan panti asuhan pondok dan dhuafa kedepan  dan pendanaan pengembanganya ?
P   : Rencana kedepan pondok yatim dan dhuafa di sini juga berencana menambah jumlah asrama dan dan mendirikan sekolah. Dalam pengasuhan dan mendidik anak-anak kami tidak mau setengah-tengah kami berusaha untuk mendidik anak baik skill dan moral mereka sehingga kedepan diharapkan anak-anak dapat menjadi anak yang mampu membanggakan orang tua sehingga mereka mampu mengangkat derajat keluarga dan mampu hidup mandiri.
W : Program pengembangan bagi anak yang sudah lulus ?
P  : Bagi anak yang sudah lulus mereka dapat bekerja dipanti atau disebut program pengabdian pada  pondok yatim dan dhuafa ini
W  : Berapakah jumlah pengurus dipanti ini ?
P  :jumlah pengurus ada 8 orang terdiri, petugas keuangan, ibu asrama, kepala asrama, administrasi dan bagian distribusi
W  : Kendala membimbing anak panti?
P  :Kendala di panti dalam membimbing anak-anak dikarenakan anak-anak disini mayoritas adalah anak remaja yang perilakunya masih sangat labil menjadi hambatan kami karena mereka pada masa itu sangat sulit untuk diarahkan dan sering melakukan tindakan yang kami larang. Sehingga kami juga melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dalam mengkontrol perilaku anak-anak di sini.
W  :  Bagaimana penanganan ketika anak bermasalah disekolah ataupun diasrama?
P  : Kami tidak melakukan hukuman fisik yang bersifat kekerasan bagi anak, namun kami menerapkan sanksi seperti menggunduli dan meminta anak memakai pempers ketika melanggar peraturan, kami juga bekerja sama dengan pihak sekolah memberikan sanksi kenaikan bersyarat pada anak ketika didapati anak sering melakukan pelanggaran disekolah.
W   : Dari manakah sebagaian besar anak-anak dipanti ini berasal ?
P    : Anak-anak disini tidak hanya dari sekitar Jakarta saja tetapi juga dari luar Jakarta kami juga berkoordinasi dengan komunitas Laskar Pelangi yang berada di daerah Peluit dan juga melakukan pembiayaan pendidikan bukan hanya kepada anak panti tetapi juga pada anak diluar panti.Kami juga memiliki beberapa program kegiatan sosial.
W  : Bagaimana pihak panti mengatasi ketika ada anak yang menanyakan tentang jati didrinya?
P   : Sebagian besar anak disini mereka ada yang orang tuanya sudah meninggal dan mereka mengetahuinya namun ada juga yang mereka tidak mengetahui bahwa mereka sebenarnya masih memiliki orang tua, mungkin karena mereka memiliki masalah keluarga ada anak yang akhirnya mereka dititipkan ke saudara atau neneknya namun anak tersebut tidak mengetahui keberadaan orang tuanya. Di sini ketentuan kami, pada saat lebaran anak-anak dipulangkan kekeluarganya, pihak keluarga diminta untuk menjemput anak-anak, dengan kegiatan tersebut anak-anak tetap tidak kehilangan nasab mereka. Disini juga tidak diijinkan melakukan proses adopsi bagi anak panti.
W  : Apa saja kegiatan rutin anak-anak selain bersekolah ?
P   : Selain sekolah mereka juga di adakan kegiatan yeng bersifat keagamaan seperti hapalan quran, tadarus, kultum, solat berjamaah, belajarbersama dan setiap anak dibentuk regu piket untuk bersama-sama membersihkan lingkungan asrama.


Wawancara dengan responden satu

Nama                                            : Devis Nur Cahya
Tempat /tanggal lahir          : Kebumen, 21 Desember 1997
Pendidikan                   : kelas 3 SMK Al Huda jurusan grafis
Latar belakang keluarga: Davis dari keluarga broken home, keberadaan   ayah tidak diketahui, ibu kandung menetap di Kalimantan dan sudah berkeluarga. Sejak kecil diasuh oleh nenek (kebumen) dan pamannya yang beralamat di Tambun, sejak SD davis menetap dipanti asuhan.
Ayah dari Ngawi dan ibu dari Kebumen tinggal di panti sejak umur 13 tahun, sebelumnya tinggal dengan orang tua di Jelambar dengan dua adik di Jelambar, ayah bekerja sebagai pegawai di perusahaan yang mengurus tenaga kerja yangbekerja diluar negeri, Davis jarang bertemu dengan ayah.ibu tidak bekerja dan hanya mengurus Devis dan adiknya, jarak dengan adik pertamanya 4tahun.
Permasalahan  :perilaku Devis yang masih kekanak-kanakan dan pada usianya yang sudah masuk remaja akhir terlihat belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan,  terlibat kasus pencurian di lingkungan asrama dan bolos sekolah
Catatan dari pengurus panti : sudah 2kali terlibat pencurian, dan membolos biasanya saat bolos main ke warnet game online dan main kerumah temen. Sangsi yang pernah dirasakannya : disuruh nulis kalimat “ aku tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi “ sampai 2 buku, dibotakin dan sangsi kenaikan bersyarat. Sangsi kenaikan kelas bersyarat berdampak pada tingkat membolosnya yang menurun, namun yang masih menjadi kendala Davis masih belum punya tanggung jawab, perilakunya mencuri, sikapnya masih seperti anak kecil dan sangat cuek dengan nasehat yang diberikan pengurus kepadanya, dan perilaku tesebut mempengaruhi 2 temannya yaitu Firzydan Ardi, di kasus pencurian terakhir Devis dan dua temannya mengambil hp penghuni panti dan dia yang menjadi pemimpinnya sedang dua temannya sebagai pelaksana.
Tanggung jawab Davis dipanti, dia punya tanggung jawab memimpin piket anak panti, membangunkan teman-teman.



P : Devis mulai sekolah dari TK atau SD dan apakah jauh letak sekolahnya ?
D : saya sekolah langsung SD di daerah Jelambar, karena sekolah dekat rumah saya berangkat sendiri kesekolahnya.
P : apakah selama tinggal dirumah Devis diberikan tanggung jawab tugas dirumah ?
D : ibu tidak memberikan tanggung jawab terhadap tugas rumah tetapi dituntut untuk punya inisiatif sendiri untuk membantu ibu
P: bagaimana dengan teman disekolah,punya banyak teman?
D: saya punya banyak temen dan masih inget beberapa temen di SD dan masih sering kontak dengan teman SD
P : Bagaimana kesan devis terhadap ibu ?
D: banyak kesan saya terhadap ibu, pengalaman paling indah bareng ibu dan keluarga piknik dengan keluarga
P : apa devis dekat dan kenal dengan kakek nenek dan saudara ibu ?
D: kakek sudah meninggal, saya kenal nenek dan dekat, keluarga ibu dari 8 bersaudara, dari keluarga ibu mereka rata-rata bekerja sebagai wiraswasta dan pegawai
P : bagaimana kesan dengan ayah ?dan dengan keluarga ayah ?
D :  ayah baik, saya tidak dekat dengan keluarga ayah.
P : bagaimana awal devis tinggal dipanti?
D : awalnya karena lingkungan dirumah sekitar jelambar tidak baik, banyak preman yang disekitaran rumah, selain itu saya juga sering bandel disuruh solat malah main game online sama temen-temen. Kemudia paman mengusulkan untuk tinggal dipanti, pakde pernah bekerja dipanti. Ibu langsung setuju,ayah awalnya tidak setuju kemudian setuju
P : apakah Devis menyetujui keinginan ibu dan pakde untuk tinggal dipanti ?
D : awalnaya menolak namun ketika dinasehatin oleh pakde untuk kebaikan saya, kalau dipanti juga akan disekolahkan jadi saya mau coba tadinya saya fikir hanya disekolahkan tetapi ternyata juga tinggal di pantinya.
P : bagaimana sikap kamu ketika merasa kecewa ternyata tinggal dipanti tidak sesuai bayangan kamu sebelumnya ?
D : awalnya kecewa dan ada keinginan untuk pulang lagi kerumah, namun ketika dinasehatin teman-teman untuk mencoba satu bulan disini dulu kalau tidak betah baru pulang kerumah akhirnya saya coba untuk tinggal disini.
P : apa yang buat Devis betah ?
D : teman-teman disini sangat baik dan dekat satu denga yang lain sehingga membuat saya betah disini.
P : apakah tinggal disini membosankan ?
D : enggak karena banyak kegiatan disini banyak ada solat berjamaah dan ngaji
P : bagaimana dengan kegiatan disini seperti kegiatan piket apakah berat ?
D : awalnya berat namun karena sudah terbiasa dan dilakukan bersama-sama dengan teman-teman jadi tidak berat. Hal tersebut dilakukan tiap hari bergantian.
P : apakah disini kegiatan mencuci dilakukan sendiri ?
D :disini saya mencuci sendiri dan baju di batasi agar anak punya tanggung jawab untuk mencuci dan tidak jorok untuk mencuci bajunya.
P : ada tidak hukuman yang diterapkan panti untuk pelanggaran ?
D : ada seperti di botakin dan disuruh pake pempers, agar punya efek jera dan malu kalau melanggar
P : apa Devis keberatan ?
D : awalnya keberatan namun coba dijalanin dan sekarang sudah terbiasa.
P : apakah ada rasa dendam dengan sangsi tersebut?
D : tidak
P : apa salah satu pelanggaran yang dikenakan hukuman tersebut ?
D :membawa hp, disini tidak boleh membawa hp baik dipanti dan sekolah, kalau ketahuan bawahp disita, karena akan mengganggu waktu belajardanberaktivitas.
P :kalau disekolah semua bawa HP, bagaimana kamu jika tidak bawa, apakah kamu punya ?
D : saya punya tetapi ditinggal dirumah hpya, biasa aja karena saya belum terlalu butuh
P : apakah dikucilkan oleh temen-temen ketika kamu tidak punya HP
D :tidak karena masih bisa komunikasi dengan teman melalui telp panti
P : apa pelajaran yangdisuka ?
D: bahasa Inggris
P :apa hobi kamu, apakah sekolah saat ini sesuai dengan hobi ?
D : saya hobi fotografi, baca, dan berkaitan dengan computer dan disekolah iya, saya sekolah  di SMk jurusan editing video dan dubing
P : apakah panti memfasilitasi ?
D : iya panti membelikan alat fotografi yang bisa digunakan bersama
P : apakah punya teman dekat ?
D : saya dekat dengan rahmat
P : apakah pemilihan sekolah ditentukan panti apa diperbolehkan memilih ?
D : panti memberikan daftar sekolah-sekolah namun saya diminta untuk memilih sendiri, awalnya ingin di SMK 45 karena ada kelas multimedia namun karena jarak jauh jadi saya masuk sekolah yang sekolah sekarang. Tapi kelas multimedia yang ada tidak sebagus di SMK 45.
P : apakah kamu kecewa tidak bisa masuk SMK 45 ? apakah kamu senang disekolah sekarang ?
D : enggak karena teman-teman menyenangkan tidak pernah ada tawuran
P: kalau libur apa kegiatannya ?
D : biasanya hapalan quran terkadang juga nonton televisi paginya, karena padat jadwalnya jadinya cma bisa nonton tv cuma pagi
P :bagaimana dengan hubungan dengan pengurus panti, apakah perhatian ?
D : baik, mereka baik dan perhatian tapi anaknya yang suka bandel
P : berapa orang dalam satu kamar :
D: ada tiga dan 8 orang kamarnya besar-besar
P : pernah tidak Devis dan teman-teman dipanti bermasalah/ bermusuhan ?
D : pernah tapi g lama sudah baikan
P: biasanya apa penyebabnya ?
D : sepele karena disuruh ngambil jemuran g dilakukan.
P : ada tidak permasalahan yang lebih sulit ?
D : tidak
P :pernah tidak bolos sekolah dan apa penyebabnya ?
D: pernah, karena sama gurunya karena kalo hokum keras di strap, ditimpuk penghapus juga pernah.
P : setelah lulus Devis rencananya lanjut kemana ?
D : g lanjut dulu tahun ini, tahun depan baru lanjutin, pingin disini dulu bantu-bantu sambil belajar karena ingin ikut UMPTN di UNJ politeknik.
P : kalau lebaran Devis dimana kumpul dengan keluarga ?
D : biasanya ketemu ibu di rawa buaya  di rumah pakde , karena rumah di Jelambar sudah dijual.


Wawancara Alfa
Nama                         : Zulfian Alfafa
Tempat/tanggal lahir           : Jakarta, 1 maret 2004
Pendidikan               : kelas 8 diSMP manggala
Latar belakang                     : ayah kandung sudah meninggal, alfa tinggal dip anti baru satu tahun ini, sebelumnya tinggal dipluit bersama dengan ibu dan kedua adiknya, alfa sebelumnya adalah anak didik dari komunitas lascar pelangi di pluit.
P : Bagaimana kesan alfa terhadap ibudan ayah yang sudah meninggal ?


A : ibu orangnya sangat baik dan saying sama alfa dan adik-adik, kalau ayah orang yang baik banget sama alfa, keduanya selalu menanankamkan nilai yang baik, ibu selalu bilang kalau alfa harus selalu berbuat baik dan harus diingat kalau semua perbuatan yang kita lakukan Allah melihat semuanya.saat ayah mau meninggal alfa saat itusedang liburan, namun alfa disuruh pulang lebih awal tapi gak dikasih tau kalau ayah sakit, akhirnya alfa naik pesawat kembali ke Jakarta itu pertama kalinya alfa ngerasin naik pesawat. Sampai Jakarta ayah sudah meninggal dan saya merasa sangat kehilangan tapisaya harus kuat .
P : bagaimana hubungan dengan adik apa alfa sering berantem dengan adik?
A : iya suka
P : apa yang menyebabkan alfa  bertengkar dengan adik ?
A : biasanya karena aku iseng sama adik danmembuat adik nangis
P : bagaimana sikap ibu ke alfa?
A : klo alfa iseng ke adik biasanya dimarahin sihdan dikasih tahu kalau jangan iseng sama adik
P : sejak kapan alfa tinggal dipanti ?
A : satu tahun, sebelumnya dibiayaain sekolah sama lascar pelangi
P: alfa sedih tidak pisah dengan ibu dan adik ?
A : sedih tapi ibu bilang semua untuk kebaikan dan masa depan alfa nanti
P : bagaimana rasanya ketika alfa tinggal disini ?
A : senang karena disini temannya baik-baik Cuma kadang suka jail
P : alfa suka dijahilin kenapa ?
A : katanya saya cerewet suka ngasih tau terus
P : pernah bermusuhan tidak dengan teman satu kamar atau temen disekolah ?
A: prnah dimusuhi tapi aku sih enggak pernah musuhi temen
P : ketika dimusuhi teman gimana sikap kamu ?
A : biasanya ya akuajak baikan dan dibaikin aja temennya g ikutan memusuhi



P : pernah g merasa kesel sama temen di asramaatau disekolah ?
A : enggak
P : betah tidak alfa tinggal disini ?apa yang membuat betah
A : betah, disini punya banyak temen yang baik
P : bagaimana sikap pengasuh panti terhadap anak-anak apakah memperhatikan ?
A : iya mereka baik dan perhatian
P  : disini masing-masing dapat tugas piket suka keberatan tidak dengan tugasnya  ? tanggung jawab tugasnya gimana?
A: enggak sih karena sudah biasa dan dilakuin bareng-bareng sama temen-temen
P : katanya alfa suka bantuin pegawai panti, biasanya disuruh ?
A : enggak biasanya kesadaran sendiri aja, Tanya ada yang bisa dibantu atau enggak, kalau ada yang bisa dibantu saya bantu
P : apa cita-cita kamu ? dan apaalasannya ?
A : menjadi regu penyelamat, soalnya saya senang menolong orang dan pernah ditolong tim penyelamat. Ceritanya pas dirumah banjir bandang setinggi leher orang dewasa dan saya mau pergi ke masjid saya g bisa berenang kemudian saya ditolong sama tim penyelamat. Sejak itu saya ingin seperti itu.karena saya seneng nolong orang
P: alfa pernah nolong siapa dan gimana rasanya habis nolong?
A: pernah nolong orang buta yang nyebrang dan dia seneng banget dan ngucapin terima kasih, rasanya seneng banget bisa bantu orang
P : siapa tokoh idola kamu ?
A: maher zein dan nabi muhamad ?
P: apa yang membuat kamu terkesan dengan keduanya ?




A : maher zein itu lagunya sangat bagus dan orangnya sangat baik, saya pernah bertemu pas dia dating keindonesia, saya dapet tandatangannya dan orangnya ramah. Karena saya ingi mencontoh prilaku nabi Muhammad dia merupakan orang yang bisa merubah dunia bahkan itu sudah diakui oleh orang non muslim, saya ingin seperti itu. Saya juga ingin menjadi orang yang bisa merubah dunia, saya tidak mau diwarnai tetapi saya mau mewarnai.
P :dipanti ini diterapkan peraturan, kalau melanggar apa hukumannya. Kamu pernah merasakannya ? biasanya yang melanggar seperti apa ?
A : biasanya yang melanggar karena suka bolos, sama tidak ngikuti aturan panti hukumannya. Sambawa hp gak boleh nanti diambil dibotakin sama pake pempers. Enggak pernah
P : keberatan tidak kamu dengan hukumannya ?
A : enggak biasa aja. Kan itu juga bikin jadi sadar.
P : kenapa alasan g boleh bawa HP ?kalo kamu sendiri punya tidak ?
A:  karena mengganggu pelajaran. G punya karena merasa g butuh
P: apa hobi kamu ? apa fasilitas dipanti mendukung?
A : panahan, saya ikut panahan disekolah, kalau dipanti fasilitasnya belum ada. Jadi ikut kegiatan anahan disekolah
P : bagaimana sarana belajar seperti komputer untuk mengerjakan tugas sekolah apakah disediakan? Kalau belum biasanya solusinya bagaimana?
A : Komputer belum ada biasanya ngerjain tugas di warnet. Fasilitas yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dan bukan yang diinginkan anak
P : ada tidak pelajaran yang susah ?dan bagaimana solusinya?
A : ada matematika, biasanya kalo kesulitan aku Tanya sama kakak kelas yang sudah kuliah disini
P: bagaimana temen-temen disekolah, pernah tidak kamu dipenaruhi perbuatan yang negative seperti ngerokok atau perbuatan negative laninnya ?  bagaimana sikap kamu dan respon mereka ?
A : pernah ditawarin ngerokok, saya tidak mau kata mereka saya dibilang cemen. Saya sabar aja saya juga ngasih tahu mereka bahaya merokok dan nasehati mereka. Saya berusaha untuk tidak dipengaruhi tapi mempengaruhi
P :ada yang mengikuti tidak ajakan kamu ?
A : temen dekat saya lama-lama mengikuti
P: pernah curhat sma temen deket ? bagaimana cara kamu mengatasi masalah ?
A: gak pernah biasanya curhat sama Allah lewat sholat dan berdoa, ibu berpesen jangan menggantungkan sama manusia tetapi sama Allah. Kalo sudah curhat biasanya dikasih petunjuk harus apa.
P: berapa kali Alfa ketemu orang tua ?biasanya libur berapa lama?
A: kalau lebaran biasanya dipulangkan dan ketemu sama ibu dan adik. 2 minggu
P: apa hal yang paling Alfa pingin?
A : bisa menyenangkan orang tua dan berhasil meraih cita-cita

Nama                               : Zaki Aulia Ardi
Tempat/tanggal lahir           : sidoarjo, 24 desember 2002
Pendidikan                   : kelas 8 di SMP Bina Insan Mandiri
Latar belakang                     : ayah kandung sudah meninggal sejak Ardi berusia 5 tahun, anak ke 3 dari 4 bersaudara, dipanti sejak SD, ibu tinggal di Bojong Gede. Awalnya kakak juga dipanti namun karena ada masalah akhirnya dipulangkan ke rumah

Wawancara Ardi

P: di sekolah kamu rankiing satu yah?
A: iyah
P: selama di sekolah kamu ngalamin hambatan nggak? Misalnya harus beli buku atau hal lainnya yang menunjang sekolah?
A: tidak, semuanya terpenuhi
P: kamu pernah bolos nggak?
A: pernah
P: terus dari pihak sekolah manggil atau gimana?
A: engga sih, karna Cuma sekali doang
P: kenapa kamu bolos?
A: itu yang ikut- ikutan aksi damai
P: sama siapa kamu dateng kesana?
A: sama temen sekolah
P: kenapa kamu ikut- ikutan aksi damai?
A: engga sih, Cuma mau ngeliat- liat doang
P: kamu pasti punya tokoh idola, kayak misalnya kamu suka baca, siapa sih yang memotivasi kamu untuk suka baca?
A: engga sih awalnya kayak baca- baca buku biasa
P: buku yang pertama kamu baca apa?
A: novel, akhirnya jadi keterusan
P: novel apa yang kamu baca?
A: negeri lima menara
P: bukunya tentang apa sih?
A: tentang kehidupan di pesantren
P: dari novel yang kamu baca kan sama- sama nyeritain tentang kehidupan di pesantren yah, kira- kira ada kesamaan nggak sih?
A: dikit sih, sama- sama hidup di asrama. Tp dicerita itu sekolahnya di dalem (sekolah milik pesantren) kalo kami kan diluar.
P: menurut kamu kira- kira lebih senang kehidupan yang ada di cerita novel atau yang kamu jaanin?
A: enakan di novel sih, soalnya temennya banyak terus juga rame, ngumpul terus.
P: di novel itu ceritanya ngungkapin satu masalah nggak?
A: masalahnya si tokoh mau sekolah umum tapi dia di masukin ke pesantren. Jadi masalahnya si tokoh mau keluar dari pesantren tapi akhirnya si tokoh jadi suka ada di pesantren.
P: kamu tinggal di sini dari kapan?
A: dari kelas 3 SD
P: sebelum tinggal di sini kamu tinggal sama siapa?
A: sama ibu, sama adek- adek, sama kakak- kakak
P: ada nggak sih keinginan kamu, kalo sebenernya kamu tuh pengen tinggal sama ibu?
A: iyah, ada
P: kalo lagi kangen sama keluarga, kamu suka bilang nggak sama kepala asrama?
A: engga
P: tapi dibolehin untuk berkomunikasi kan?
A: boleh sih tapi jarang, biasanya dateng langsung
P: untuk mengobati rasa kangen kamu sama ibu, biasanya kamu ngapain?
A: itu ajasih, main aja biar nggak keingetang terus. Kalo nggak belajar sama baca
P: kamu suka doain ibu nggak?
A: alhamdulillah
P: kalo ayah kamu juga suka doain? Ayah kamu meninggal waktu kamu umur berapa?
A: iyah sering, waktu umur lima tahun, di jawa timur. Terus pas ayah meninggal pindah ke Bogor habis itu pindah ke sini.
P: kamu masih inget nggak, sosok ayah buat kamu itu seperti apasih?
A: ayah selalu mentingin keluarganya lebih dulu
P: ada nggak sih keinginan atau harapan kamu buat bahagiain keluarga itu, kira- kira seperti apa?
A: jadi anak yang sholeh, terus jadi anak yang sukses.
P: ukuran sholeh sama sukses menurut kamu itu seperti apasih?
A: kalo sholeh menurut saya itu selalu ingat kepada Allah, berbakti kepada orang tua. Sukses itu bisa bermanfaat buat orang lain.
P: pernah nggak sih kamu melakukan sesuatu yang sebenernya menurut kamu nggak baik, tapi kamu melakukannya?
A: pernah
P: boleh cerita nggak?
A: pernah kabur sama anak- anak sekolah kerumah temen
P: kaburnya sama temen asrama juga? Terus kerumah temen siapa?
A: temen yang ada di asrama juga
P: terus pulang lagi kesininya gimana?
A: yah ketauan
P: kalo ketauan gitu biasanya dihukun suruh ngapain?
A: suruh nulis dibuku sih, kalo kita nggak akan ngelakuinnya lagi
P: pernah nggak sih ketika kamu ngelakuin hal yang salah misalnya menurut kamu itu dosa terus kamu kepikiran gimana nanti kalo misalnya ibu kamu tau?
A: pernah sih
P: misalnya ngelakuin apa?
A: yah itu pas kabur
P: terus kamu pernah nggak cerita ke ibu kamu kalo kamu pernah kabur?
A: dikasih tau sama pihak asrama sih
P: terus reaksi ibu kamu giaman?
A: marah sih, sedih
P: terus harapan kamu setelah keluar dari pesantren kira- kira apa?
A: bisa berguna buat orang lain
P: dari sekian harapan, apasih satu yang paling kamu harapkan dari hidup ini? kalau misalnya kamu dikasi kesempatan untuk lahir kembali?
A: ingin yang selalu beribadah kepada Allah
P: memang selama ini kamu nggak pernah beribadah sama Allah?
A: suka sih, tapi masi ada salah- salahnya
P: kenapa kamu harus nunggu untuk dikasi kesempatan untuk lahir kembali baru kamu perbaiki?
A: engga apa- apa sih kan kalo misalnya.
P: terus kamu lebih milih untuk lahir kembali atau lupain yang udah berlalu dan memperbaiki diri?
A: memperbaiki diri sih
P: kira- kira kamu bisa nggak untuk memperbaiki diri?
A: bisa
P: kamu bisa untuk memperbaiki diri, kira- kira untuk diri kamu sendiri atau untuk orang lain?
A: untuk diri sendiri
P: terus ada nggak sih kesalahan yang pernah kamu lakukan selain bolos atau kabur tadi? Biasanya kan seseorang memperbaiki diri karena melihat kesalahan yang lalu. Terus motivasi apa yang bikin kamu mau untuk memperbaiki diri?
A: yang pasti inget orang tua, banyak belajar al- qur`an jadi sudah tau makna dari hidup itu apa dan nggak bisa dibuang sia- sia. Jadi pengennya berubah.
P: terus semua kesalahan- kesalahan yang sudah kamu lakukan, ada penyesalan nggak sih dari diri kamu?
A: ada
P: terus selama ini kamu mengisi kekosongan dengan melakukan apa aja?
A: kalo lagi libur kayak gini paling baca kalo ada buku
P: terus kalo misalnya semua buku yang ada di sini udah selesai kamu tamatin, kamu ngelakuin apa aja?
A: baca ulang lagi, sampe hafal.
P: kalo kamu jadi salah satu tokoh novel yang kamu baca, si tokoh kan punya cita- cita buat sekolah ke luar negeri dan wawacara tokoh idolanya. Kalo kamu jadi tokoh novel tersebut kira- kira tokoh siapa sih yang mau kamu wawancarai?
A: tergantung daerahnya sih, kalo dari luar negeri sih Zakir Naik
P: kenapa kok milihnya Zakir Naik?
A: karena dia berdakwah untuk seluruh dunia sampai banyak yang masuk islam
P: terus yang selama ini kamu lakukan mendukung nggak sih untuk mengajak orang masuk islam?
A: belum, karena masi kurang, dari menyampaikan belum bisa dan masi malu- malu.
P: kalo kamu mau jadi seperti Zakir Naik, kira- kira kamu sudah mencerminkan beliau atau belum?
A: belum, karena masi banyak halangan kayak pengaruh- pengaruh dari luar masi terlalu banyak.
P: kalo misalkan kamu di ajak temen untuk ngelakuin hal- hal yang nggak baik, kira- kira kamu mau ngikutin atau nggak?
A: tergantung, dilihat dulu menyenangkan atau tidak
P: berarti kamu masi masi mengganggap kalo sesuatu yang nggak baik itu menyenangkan?
A: ada juga yang engga. Kalo misalnya kabur kan menyenangkan soalnya bisa rame- rame.


BAB IV

HASIL ANALISIS

4.1 HASIL ANALISIS 
1.      Devis Nur Cahya          

    Setelah melalukan wawancara dan observasi hasil yang kami dapat dari responden 1 Devis Nur Cahya adalah Menurut pendapat Calhoun dan Accocela (1990) pengertian konsep diri adalah cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi.

       Menurut pendapat Stuart dan Sundeen ( dalam Dacey dan Kenny, 1997) pengertian konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi orang lain dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

·            Terdapat lima komponen konsep diri, yaitu gambaran diri (Body Image), ideal diri (Self Ideal), harga diri (Self Esteem), peran diri (Self Role) dan identitas diri (Self Identity) CADevis belum mempunyai konsep diri yang jelas ,karena sedkit mempunyai kepercayaan diri dan pendirian yang tidak kuat,belum memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk menggapai cita-citanya.Belum bisa meregulasi diri terhadap peraturan,nilai dan kepercayaan yang diberikan. Belum memiliki ideal diri karena tidak mempunyai gambaran nilai yang ingin dicapai dan tidak mempunyai tokoh atau idola atau tipe orang yang disukai.

2.   Zaki Aulia Ardi 

   Sedikit berbeda dari Devis ,Ardi telah menampakkan sedikit konsep diri,atau telah mulai tampak,dari hasil wawancara dan observasi perilakunya menunjukkan seseorang yang telah mempunyai prinsip dan gambaran diri,mempunyai self esteem walaupun belum begitu kuat,mempunyai tokoh yang disukai dan sudah mempunyai gambaran masa depannya kelak. 

3.   Zulfian Alfafa 

    Alfa telah menunjukkan konsep diri yang jelas,bisa meregulasi diri,Alfa telah diketahui adalah anak yang paling beakhlak baik di antara semua penghuni asrama,cepat tanggap dan penuh inisiatif serta bertanggung jawab akan tugas-tugasnya,tidak pernah melanggar peraturan dan mempunyai tokoh yang disukainya dan mempunyai cita-cita yang telah terbangun sejak kecil karena pola asuh dari orangtua.





BAB  V 
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN 
    Konsep diri (self Concept) merupakan bagian penting dalam pembentukan kepribadian manusia yang membedakan manusia dengan makluk hidup lainnya tak terkecuali remaja, dan pada tahapan perkembangan ini masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri dimana remaja mulai sadar terhadap keberadaan dirinya dan perannya dalam masyarakat. Konsep diri pada remaja berkembang dari hasil interaksinya dengan lingkungan, sehingga peran lingkungan dan pola asuh keluarga akan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri. Konsep diri pada tiap anak berbeda tergantung pada bagaimana anak menilai tentang dirinya, ketika memiliki penilaian baik terhadap dirinya maka akan mudah dalam menjalankan perannya sebagai bagian dalam masyarakat.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, konsep diri remaja yang tinggal dipanti asuhan Yatim dan Dhuafa banyak dipengaruhi oleh pola asuh yang didapat dari keluarga dan pola asuh dari pengelola panti yang membentuk kepribadian yang berbeda dari masing-masing anak.

5.2.EVALUASI 

  Dalam melakukan observasi dan wawancara ,tidak semua responden menjawab sesuai fakta,pertanyaan sering dijawab agar sesuai dengan norma sosial,dan dipengaruhi oleh konformitas terutama pada saat wawancara dilakukan secara bersama-sama.Hal ini kita ketahui setelah melakukan wawancara kembali dengan pengurus asrama.Banyak fakta fakta yang disembunyikan.Untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam harus dilakukan pendekatan yang intensif dan berulang.


5.3 SARAN  

       Diharapkan hasil wawancara dan observasi ini saran penulis agar pihak panti dapat berperan aktif dalam pembentukan konsep diri pada remaja sehingga remaja yang tinggal dipanti memiliki konsep diri yang posif terhadap dirinya sehingga mampu menjalankan perannya dalam masyarakat.

5.4  LAMPIRAN




















Komentar